Hai. Hari ini saya akan
bercerita tentang diri saya, dan cerita saya.
Dua hari yang lalu, aku
merasa sebuah kegagalan terjadi dalam diriku. Tapi aku tau ini wajar. Pernah kan
kalian menginginkan sesuatu yang tidak bisa kalian capai? Ya, baru saja terjadi
padaku. Tiga tahun belajar di SMP, suka dan duka pasti ada. Bahagianya tak
terucap ketika aku bersama teman-teman tertawa, ceria, bahkan berjuang
bersama-sama. Ketika waktunya tiba untuk berpisah, kita semua tau kita akan ada
pada jalan kita masing-masing.
Ketika aku mengiginkan
sekolah di SMA negri Jogja.... Harapan itu pupus sudah. Tanggal 3 Juli 2013. Sebelumnya
aku nggak pernah nyangka, ternyata dugaanku salah. Aku pikir aku bisa nyangkut
di SMA N 7, tapi enggak. Takdir berkata lain, guys. Pada waktu itu, tetes demi
tetes air mataku udah tumpah. Seolah aku membuang muka pada orang di sekitarku
pada waktu itu, sebenarnya karna aku nggak pengen mereka tau aku lagi nangis. Itu
baru awal, masih tangisan yang biasa. Aku liat nama Thalya,sahabatku, yang
ternyata nyaris senasib sama aku. Galan,mantan orang yang pernah aku suka juga
begitu. Dan pada akhirnya, kita senasib.
Tangisku menggelegar ketika
aku tau namaku udah nggak ada di rto. Mama mendekatiku, aku terus menangis dan
tambah banter. Aku memeluknya. Ya, ini kegagalan yang tidak diinginkan. Mom hate when I cried. Aku tau rasanya
jadi seorang ibu, pasti tak ingin anaknya menangis. Menangis karna kegagalan. Mama
berkali-kali bilang “semua ada hikmahnya”, dan aku percaya.
Tapi aku sadar, ini bukan
kegagalan. Ini awal dari sebuah proses yang nantinya akan mengantarkanku pada
kesuksesan. Life must go on, Gan. Ketika
aku ngabarin semua orang-orang yang aku sayang... Dias,sahabatku, Galan, Adit, Dhika, Thalya. Ternyata
orang yang ‘true friends’ itu betul-betul ada, dan sayang sama aku. Hanya orang-orang
yang sayang sama aku yang mau care, itusih kalo kataku. Nggak cuma ketika kita
seneng, bahkan rapuh. Dias aku sms, dan dengan respon yang baik ia tetap
men-support aku. Thalya juga begitu, kita sama-sama saling menyemangati. Galan, he said “ketemu di ugm/itb ya”, amiiin. Dhika juga yang
aku selamatin atas keberhasilannya masuk SMA N 11, selain dia mengucapkan
terimakasih dia juga bilang “buat kamu sing sabar ya..ada rencana terbaik Allah
buat hambanya yang sabar dan tabah :)”
Oke, dan pada akhirnya aku
kembali semangat J “Lupakan soal kemarin, kita harus mikir buat ke
depan! Kita harus realistis” –papa. Sukses memang nggak liat tempat, kan? Oke,
semoga apapun tempatnya nanti dan dimanapun itu...aku akan merasa nyaman, dan akan tetep bisa jadi
diriku sendiri. Semua ada pada jalannya masing-masing. Yang Allah berikan buat
hambaNya pasti itu adalah yang terbaik, I
believe it kok. Salam sukses! Amin.
Semangat kak ;)
BalasHapus